untuk kalian para penikmat novel fantasi, buku ini sangat saya rekomendasikan.
postingan saya ini bukan resensi. mungkin sinopsis. tapi sinopsis pun tak ada yang sepanjang ini. yang jelas saya ingin menceritakan kembali novel -yang menurut saya menakjubkan- ini. lebih tepatnya, saya tak ingin kehilangan tiap detail momen menarik dari buku ini. itu saja..
Judul : Bumi (Buku Pertama dari Serial "BUMI")
Pengarang : Tere Liye
Tahun Terbit : 2014
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 440 Halaman
“Apapun yang
terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat. Apa pun yang hilang, tidak
selalu lenyap seperti yang kita duga. Ada banyak sekali jawaban dari tempat
yang hilang. Kamu akan memperoleh semua jawaban. Masa lalu, hari ini, juga masa
depan.”
Namanya Raib, usianya
15 tahun, kelas sepuluh. Ra –begitu dia biasa dipanggil- adalah anak tunggal,
perempuan, dengan rambut panjang hitam dan lurus, tak ada yang istimewa
dengannya, Ra sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang ia
simpan sendiri sejak usianya 22 bulan. Saat ia bermain petak umpet –pemainan
hebat pertama yang pernah Ra mainkan dengan penuh antusias- bersama
orangtuanya. Kalian pernah melihat anak kecil usia dua tahun mencoba
bersembunyi? Kebanyakan mereka hanya berdiri di pojok kamar, atau di samping
sofa, atau di belakang meja, lantas menutupi wajah dengan kedua telapak tangan.
Mereka merasa itu sudah cukup sempurna untuk bersembunyi. Kalau sudah menutupi
wajah, gelap, sudah tersembunyi semua, padahal tubuh mereka amat terlihat. Itu
pula yang dilakukan Ra. Namun, saat Ra sembunyi, orangtua Ra tak pernah
berhasil menemukannya. Ya, karena Ra bisa menghilang, dalam artian benar-benar
menghilang. Ra tinggal menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, berniat
bersembunyi, maka seketika seluruh tubuhnya tak terlihat. Lenyap. Saat itu, Ra
sungguh tak menyadari munculnya kekuatan itu. Dan hingga usianya 15 tahun, Ra
belum juga bisa mengerti.
Kekuatan Ra mulai
disadari oleh Ali, teman satu kelas Ra yang terkenal sekali suka mencari
masalah, pemalas, dan kemeja seragamnya selalu berantakan. Saat itu Ra dan Ali
sedang dihukum Miss Keriting, menunggu di lorong sekolah selama pelajaran
berlangsung karena mereka tak mengerjakan PR matematika. Ra memutuskan tak
ingin menghabiskan dua jam masa hukumannya bersama Ali, Ra menghilang, menutup
wajahnya dengan telapak tangan. Hingga tiba-tiba, Ra dikagetkan oleh suara
dingin yang menyapanya. Sosok tinggi kurus itu entah dari mana datangnya telah
berdiri di depannya. Demi melihat sosok itu, Ra kaget, hilang keseimbangan,
reflek berpegangan pada dinding kelas. Saat telapak tangannya terlepas, tubuh
Ra otomatis terlihat. Kejadiaan itu cepat sekali. Saat Ra ingin memastikan
siapa yang menyapanya, sosok tinggi kurus itu telah lenyap, menyisakan wajah Ra
yang pucat. Dan Ra baru menyadari bahwa saat itu juga Ali berdiri pucat
dibelakangnya.
Ra punya kucing kembar.
Namanya si Putih dan si Hitam. Dalam kardus berwarna pink, kucing itu ada
tiba-tiba di depan pintu rumah Ra saat ulangtahunnya yang kesembilan. Namun
tanpa disadari, hanya Ra yang bisa melihat si Hitam. Mama dan Papa Ra mengira
bahwa selama ini Ra hanya memiliki satu kucing yang dinamai si Putih atau si Hitam –karena memang warnanya
yang belang hitam-putih-, bukan dua kucing yang masing-masing bernama si Putih dan si Hitam. Suatu ketika, Ra
‘kehilangan’ si Hitam selama berhari-hari. Hingga di suatu malam saat Ra
bercermin, ada si Hitam di cermin, tidur di dekat si Putih. Ra reflek menoleh
ke atas ranjang. Tidak ada. Hanya ada si Putih disana.
Momen ganjil kembali terjadi.
Keesokan harinya, Miss Selena –alias Miss Keriting- datang berkunjung ke rumah
Ra, hanya untuk mengantarkan buku PR matematikanya. Ra menatap Miss Keriting
dengan bingung demi mendengar kalimat terakhir Miss Keriting yang begitu
misterius, “Apapun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat. Apa
pun yang hilang, tidak selalu lenyap seperti yang kita duga. Ada banyak sekali
jawaban dari tempat yang hilang. Kamu akan memperoleh semua jawaban. Masa lalu,
hari ini, juga masa depan.” Bukan hanya itu, kedatangan Ali ke rumah Ra juga
menjadi momen ganjil berikutnya. Ali datang tanpa diundang saat Ra belajar
bersama Seli, teman sepermainan Ra disekolah. Si biang kerok itu berbeda sekali,
ia bersopan santun sempurna pada Mama Ra, berkemeja lengan panjang, bercelana
kain, berikat pinggang, bersepatu, bahkan rambutnya disisir rapi. Ra dan Seli
mematung demi melihat keajaiban Ali.
Suatu malam, Ra geregetan pada
jerawat besar yang ada di dahinya. Ia menatap cermin dengan kesal. Sempat
terpikir untuk membuat jerawat itu menghilang seperti saat Ra membuat tubuhnya
menghilang. Ra sempurna mengarahkan telunjuknya ke jerawat dan bergumam
“Menghilanglah”. Dan, jerawat itu sungguhan hilang. Ra hampir bersorak senang
sebelum suara dingin itu –lagi- menghentikannya. Sosok tinggi kurus itu muncul
lagi, di dalam cermin. Hanya di dalam cermin.
Sosok tinggi kurus itu sekali lagi
menakutkan Ra. Ternyata sudah sejak usia 9 tahun Ra telah diawasi olehnya.
Memastikan Ra tak bersentuhan dengan sisi lain. Tentu saja melalui si Hitam.
Tapi sejak kejadian di lorong, keberadaan Ra diketahui, itu memicu semua sinyal
di 4 klan. Sosok tinggi kurus itu muncul setiap malam di cermin Ra untuk
melatih ‘bakat’ yang Ra miliki, meskiipun kedatangannya tak pernah
menyenangkan. Ra bahkan hampir kehilangan si Putih. Si Hitam –yang berubah
menjadi makhluk mengerikan- akan menerkam si Putih jika Ra tak kunjung
menghilangkan sesuatu. Ra terdesak. Amarahnya meluap. Dan, Ra justru
menghilangkan si Hitam.
Tak disangka, Ali tahu Ra
kehilangan si Hitam, dia tahu Ra dan Seli mengerjakan pr bersama, Ra
menghilangkan benda-benda di kamarnya. Tentu saja. Karena genius itu
menyelundupkan bolpoin berisi alat penyadap ke dalam tas Ra dan meletakkan
kamera di dalam kamar Ra saat kunjungannya bersama Seli. Bahkan ia meletakkan
sensor di sudut-sudut sekolah sejak kejadian di lorong itu.
Siang harinya, rahasia itu terkuak.
Siapa Ra, siapa Seli, siapa sosok itu, bahkan siapa Miss Keriting. Saat Ra dan
Seli hendak makan siang, mereka melewati gardu listrik yang tengah diperbaiki.
Tiba-tiba trafonya meledak begitu keras. Salah satu tiang listrik rontok.
Kabelnya tercerabut bergerak liar ke arah mereka bak tentakel gurita. Tak
disangka. Seli justru menangkap kabel bermuatan listrik itu. Letupan api
membungkus badannya. Seli menghantamkan tangannya ke tanah, seluruh aliran
listrik mengalir melewati tangannya masuk ke tanah. Lalu sebuah tiang listrik
berderak di atas mereka. Tiang itu cukup untuk merobohkan tembok sekolah
–apalagi hanya mereka-. Ra terdesak. Ia kembali melakukannya. Tiang itu lenyap.
Sebelum mereka sempat menarik napas lega, Ali ternyata ada di belakang mereka,
menyaksikan momen menakjubkan itu. Mereka bertiga segera pergi menuju aula
sebelum orang-orang menemukan mereka.
Aula itu menjadi tempat
permulaan meletusnya perang besar di bumi. Entah bagaimana, dari tembok aula
muncul sebuah lorong hitam. Dari lorong itu muncul delapan orang membawa
panji-panji. Perawakannya tinggi, kurus, wajahnya tirus, telinganya mengerucut,
rambutnya merangggas dan bola matanya hitam pekat. Mereka mengenakan baju
berwarna gelap. Persis seperti sosok yang muncul di cermin Ra. Dan, benar saja.
Satu sosok muncul begitu saja di depan delapan orang itu. Mereka datang untuk
menjemput Ra. Ra melawan, mencoba menghilangkan mereka. Tapi sia-sia. Perlawanan
dari Ali dan Seli –yang mampu mengeluarkan petir sekalipun- juga tak ada
gunanya. Saat hampir tak ada harapan, muncullah Miss Selena. Amat
membingungkan. Bagaimana bisa guru matematika itu berdiri gagah melawan mereka.
Dari pertemuan ini, terkuak bahwa, Seli adalah pewaris Klan Matahari pertama yang berjalan di atas
bumi, Ali seorang Klan Tanah –yang diangggap sebagai makhluk paling rendah
diantara klan lainnya-. Sedangkan Ra adalah pewaris klan Bulan -termasuk Miss
Selena dan Sosok itu- pertama yang dibesarkan di dunia tanah. Miss Selena
adalah murid Tamus –sosok tinggi kurus yang berusia 1000 tahun-, namun Miss
Selena berkhianat atas permusuhan yang diajarkan Tamus. Guru dan murid itu pun bertarung.
Sesaat Miss Selena mampu menyelamatkan Ra, Seli dan Ali dengan memasukkan
mereka ke dalam lubang hitam.
lalu, kemana lubang hitam itu menuju? bagaimana nasib Miss Selena? dan apa yang selanjutnya terjadi pada Ra, Seli dan Ali? nantikan kelanjutannya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar