Judul
: Kekasih Rembulan
Pengarang
: Fahri Asiza
Tahun
Terbit: 2004
Penerbit :
Gema Insani
Tebal
: 186 Halaman
“Rembulan…” desisnya pelan.
“Tak pernah lelah bekerja… terus
bekerja…
aku akan menjelmakan diriku
menjadi kekasihnya…”
Zamila, seorang gadis berusia enam belas
tahun bersama ketiga sahabatnya Muslim, Irawan, dan Komariah berusaha memberantas
peredaran obat terlarang dan membenahi keadaan remaja di kompleknya. Dari
mendirikan taman baca bersama Zakia, adiknya, mengajar di TPA, hingga mengikuti
suatu perkumpulan yang berupa wadah bagi
remaja korban narkoba yang dipimpin oleh Jimmy. Seorang pemuda yang belum
pernah Zamila kenal sebelumnya.
Anak-anak hingga remaja di komplek
Zamila tinggal telah terpengaruh oleh narkoba, pornografi, sampai tindak
anarkisme. Mereka juga sudah tidak peduli dangan agama. Hal itu membuat Zamila
harus bekerja keras untuk menyadarkan mereka.
Masalah utama Zamila dan ketiga
sahabatnya ada pada Ramon, Dungga, dan Anton. Tiga pemuda yang sering membuat
keributan di kompleknya. Ramon, pecandu narkoba yang sering memalak Ismet, anak
putus sekolah yang berjualan Koran. Dungga, anak orang kaya yang menjual
perhiasan ibunya untuk membeli narkoba. Dan Anton, yang berkelahi dengan
Irawan. Mereka bertiga mendendam terhadap Zamila yang telah membubarkan tempat
dimana meraka bertransaksi narkoba. Akhirnya Ramon menyewa seseorang bernama
Victor untuk memberi pelajaran kepada Zamila.
Tiap malam Zamila memperoleh ancaman
dari seseorang melalui telepon agar Zamila menghentikan semua tindakannya.
Bukan hanya itu, butik ibunya dirusak orang, Muslim ditusuk oleh tiga orang tak
dikenal. Awalnya Irawan dan Komariah menduga jika dalang dibalik semua ini
adalah Dungga Cs. Sehingga mereka melaporkan hal ini kepada polisi untuk
diselidiki. Tapi polisi menduga bahwa dalangnya adalah Om Ben, pemilik rumah
yang dijadikan tempat transaksi narkoba.
Suatu siang terjadi ketegangan di rumah
nyonya listiana, ibu dari Ramon. Ramon yang terpengaruh oleh narkoba mengejar
ibu dan adiknya dan hendak membunuh mereka. Hal itu berawal dari Ramon yang tak
suka dengan Via adiknya yang megaji kepada Zamila. Sehingga Ramon marah lalu
mengikat kaki dan tangan Via. Hal itu dilihat oleh nyonya Listiana, lalu ia
memaki Ramon hingga dia depresi dan menenggak obat-obatan itu. Dan Ramon
mengejar ibunya hingga keluar rumah. Warga yang melihat hal itu mencoba untuk
menghentikan Ramon termasuk Zamila dan Irawan. Akhirnya Ramon bisa dihentikan.
Diam-diam pak lurah telah menelepon polisi. Malam harinya polisi segera
memeriksa Ramon dan dapat segera meringkus Dungga dan Anton.
Keesokan harinya Jimmy mengajak Zamila
pergi ke rumah temannya. Beberapa saat kemudian mereka sampai di sebuah rumah
kosong yang terpencil. Tak disangka di rumah itu terkuaklah semua masalah yang
selama ini terjadi. Ternyata selama ini yang meneror Zamila bukanlah Ramon,
tetapi Jimmy. Dan yang merusak Butik Ibunya bukan Dungga Cs, melainkan Jimmy
dan dibantu oleh Victor. Bukan hanya itu, yang menusuk Muslim adalah Dungga Cs,
mereka menusuk Muslim untuk melunasi hutang mereka kepada dan berdasarkan
perintah sindikat narkoba Jimmy. Dan Dungga Cs sengaja dijadikan tumbal untuk
ditangkap polisi. Satu hal yang mengejutkan yaitu Jimmy adalah kaki tangan Om
Ben, dalang dari semua ini.
Saat ketegangan terjadi antara Zamila dan
Jimmy munculah Ismet yang telah lama membuntuti setiap kegiatan mereka.
Ternyata Ismet sudah mencurigai Jimmy. Dia pernah melihat Jimmy sedang
bertransaksi. Usaha Ismet sia-sia, dia jatuh terkapar oleh pukulan Jimmy. Tapi
tindakan Jimmy berhasil dihentikan setelah Irawan, Pak lurah, dan lima orang
polisi muncul di hadapan mereka. Akhirnya Jimmy segera ditangkap. Bukan hanya
Jimmy, tapi Victor dan sindikat yang lainnya berhasil diringkus. Kini usai
sudah semua masalah. Zamila dan kawan-kawan dapat tersenyum lega. Meskipun ada
sedikit penyesalan di hati Zamila karena dia gagal memberikan jalan terbaik
untuk Jimmy.